Langsung ke konten utama

Banten Maju-atau Tidak Sama SEKALI!!!



UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Essay Competition 2016

By: Nabilla Alfiyanti
Hukum Ekonomi Syariah smt VII





Banten merupakan sebuah Provinsi dengan wilayah paling barat di pulau jawa, Indonesia. Provinsi Banten menjadi wilayah pemekaran sejak tahun 2000. Pusat Pemerintahan Provinsi Banten berada di Kota Serang. Provinsi Banten merupakan penghubung jalur antara Jawa dan Sumatera. Wilayah laut di Provinsi ini merupakan salah satu jalur laut yang potensial karena dari Selat Sunda sebagai salah satu jalur lalu lintas yang strategis dapat dilalui kapal-kapal besar, yang menghubungkan Australia dengan kawasan Asia Tenggara, dan Selat Sunda dalam sejarah tercatat sebagai kawasan perdagangan jalur laut antar negara sebelum masa penjajahan. Provinsi Banten yang berada di wilayah ujung barat pulau Jawa juga memiliki posisi yang sangat strategis dan memiliki potensi ekonomi yang cukup besar baik dalam skala lokal, regional, nasional bahkan internasional. Fasilitasi terhadap pergerakan barang dan penumpang dari dan ke pusat kegiatan nasional, wilayah maupun lokal yang ada di Provinsi Banten menjadi sangat penting dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi di wilayah Provinsi Banten.
Provinsi Banten merupakan Provinsi yang sangat potensial dalam pengembangan ekonominya, dengan rasio pendapatan yang setara bahkan dapat melebihi pendapatan DKI Jakarta apabila dalam pengelolaan berbagai sektor tersebut secara maksimal di sertai dengan  akuntabilitasi dan transparasi keuangan yang terarah dengan baik. Dalam pengelolaan sektor ekonomik tersebut tidaklah mudah, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, yang mampu bekerja dengan baik dan dapat bersaing secara global. Provinsi Banten dirasa perlu memback up kembali kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Suburnya alam serta pesona yang ada di Banten merupakan penarik perhatian para wisatawan baik lokal maupun asing. Namun kurangnya pengelola yang handal menjadi muram dan tidak terpeliharanya daya ekonomi tersebut. Banyak sektor ekonomi yang dicanangkan pemerintah Provinsi Banten yang dalam pelaksanaannya menjadi setengah-setengah bahkan terbengkalai. Hal tersebut hanya menghabiskan anggaran pemerintah yang harusnya cukup untuk membangun Banten dan mensejahterakan masyarakat. Salah satu penyebab masih kurangnya pertumbuhan di Provinsi ini adalah kualitas sumber daya manusia yang masih terbelakang. Kemajuan Provinsi Banten apabila diikuti dengan kualitas sumber daya manusia yang bermutu, informatif dan handal dapat diuji sehingga tidak lagi menjadi penambah beban Negara.
Salah satu cara menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas ialah dengan meningkatkan pendidikan yang baik dan meminimalisir gagap teknologi. Permasalahan yang dirasakan cukup krusial bagi pemerintahan provinsi banten yaitu kendala pendidikan sebagai problema yang tak kunjung usai hingga saat ini. Kecintaan pada belajar dan membaca buku yang kurang serta kurangnya keinginan yang kuat untuk menempuh pendidikan yang tinggi menjadi hal yang sudah biasa ditemukan. Banyak anak-anak SD, SMP, dan SMA yang tidak melanjutkan ke jenjang selanjutnya sebagaimana mestinya. Yang seharusnya menjadi ikon perubahan dan pembangun Provinsi ini, mereka akhirnya menjadi terbelakang dan tertinggal. Hal ini bukan tanpa sebab, terdapat beberapa faktor yang mendorongnya yaitu, biaya pendidikan yang mahal, akses sekolah yang kurang terjangkau, kualitas guru serta sistem pembelajaran yang kurang efektif menjadi pemicu rendahnya tingkat belajar di Provinsi Banten.
Jika hal ini terus dibiarkan maka yang terjadi hanyalah menciptakan angka pengangguran yang semakin meningkat ditambah dengan melonjaknya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kualitas. Selanjutnya berdampak pada kemiskinan yang tiada habisnya, ditambah lagi dengan karakter penduduk yang cenderung berpikir pasif, kurangnya keterampilan dalam pengelolaan lahan hingga dialihfungsikan dengan pembangunan proyek industri, serta buruknya kesadaran akan buang sampah menjadi persoalan yang cukup kompleks.
Dampak tersebut akan terus hidup di masyarakat jika tidak ada perhatian khusus dari pemerintah untuk berbenah diri dalam masalah pendidikan. Sarana dan prasarana yang tidak lengkap, serta jumlah tenaga pengajar berkualitas yang kurang dengan ketersebaran yang tidak merata seharusnya menjadi titik fokus pemerintah dalam memperbaiki pendidikan ini sebagai upaya perbaikan hasil belajar dan upaya menciptakan pendidikan karakter yang berkualitas bagi anak-anak penerus bangsa. Pada akhirnya akan mengembalikan manfaat kepada Provinsi dengan menghasilkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan.
Alokasi dana pendidikan dari APBD harusnya cukup untuk melengkapi sarana dan prasarana sekolah-sekolah yang ada di Provinsi ini. Jika dana APBD dirasa tidak cukup dalam memfasilitasi pendidikan yang menyeluruh, pemerintah tidak harus dengan melulu memberikan pendidikan gratis, tetapi cukup memberikan pendidikan murah bagi masyarakat. Karena pendidikan gratis pula, dapat menimbulkan masalah lainnya dan membuat siswa didik menjadi tidak memiliki rasa tanggung jawab, sekolah tidak hanya sekedar ada siswa tetapi sekolah mampu membuat siswa didik memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan berpikir bahwa jika mereka tidak serius dalam belajar mereka akan merugi. Dana pendidikan yang dianggarkan dari APBD tidak hanya untuk meningkatkan mutu anak-anak didik, tetapi juga menunjang fasilitas bagi tenaga pengajar yang berkualitas. Perlu tunjangan yang layak agar para pengajar yang berkualitas ini dapat bekerja secara maksimal dan tidak setengah-setengah.
Pemerintah harus tegas dan berani dalam mengambil kebijakan, Hal ini tentu saja berdampak bagi pembangunan menuju Banten yang lebih baik. Paradigma masyarakat harus diubah agar orangtua mensupport anak-anaknya untuk semangat dalam belajar, karena dengan belajar pada akhirnya anak-anak tersebut menyadari, betapa potensialnya Provinsi ini sehingga mereka tidak perlu keluar Provinsi Banten untuk mencari pekerjaan. Pemerintah yang mendukung sepenuhnya dan tenaga pengajar yang berkualitas seiring berjalannya waktu akan menciptakan paradigma baru bagi orangtua dan anak-anak tentang arti pentingnya sebuah pendidikan. Adanya pendidikan yang informatif, berteknologi dan pendidikan yang berkarakter bagi anak-anak di Provinsi Banten sudah tentu akan melahirkan bibit-bibit sumber daya manusia yang handal dan dapat saling bersinergi. Mereka tidak lagi tertinggal, Dari pelosok-pelosok desa yang ada di Provinsi Banten agar mereka sebagai anak-anak penerus Bangsa mendapatkan akses ke sekolah dengan mudah, biaya sekolah yang murah, serta tenaga pengajar yang mampu memotivasi, merubah dan menciptakan api semangat belajar bagi anak-anak didik tersebut. Mereka adalah ikon perubahan Provinsi Banten, ikon perubahan Bangsa Indonesia.
Tanggal 2 Mei 2016 merupakan Hari Pendidikan Nasional. Dan kemarin   Tanggal 4 Oktober tahun 2000 dimana merupakan hari jadi Provinsi Banten ini. Pemerintahan Banten harus banyak berkaca pada masalah pendidikan yang tak pernah ada habisnya. 16 Tahun merupakan angka yang cukup menjadi pukulan bagi kekurangan pasokan sumber daya manusia yang berkualitas yang ada di Provinsi ini. Tidak butuh retorika, hanya butuh kerja nyata. Tidak lagi memikirkan kekuasaan dan dinasti, hanya butuh gerakan dan solusi. Pemerintah adalah pengemban amanat rakyat dimana masyarakat tidak akan terbangun jika pemerintahnya sendiri tidak membangun, hanya memikirkan diri sendiri dan golongan. Banten sebuah Provinsi yang kaya akan hasil alam dan sangat potensial dalam berbagai sektornya, Lalu apakah Provinsi Banten harus dijajah terus menerus dengan orang non pribumi sedangkan masyarakat Provinsi Banten itu sendiri hanya sedikit yang merasakan manfaat dari hasil buminya? Bagaimana mungkin Provinsi Banten dapat membangun Banten yang sejahtera berdasarkan keimanan dan ketaqwaannya? Banten MAJU atau TIDAK SAMA SEKALI.

Komentar

Posting Komentar